Laman

CARA MENANAM POHON GAHARU


Pohon penghasil Gaharu cocok ditanam di antara daerah dataran rendah hingga ke perbukitan pada ketinggian 0 – 750 meter dari permukaan air laut dengan curah hujan kurang dari 2000 cm, suhu yang sesuai adalah antara 27°C hingga 32°C dengan kadar cahaya matahari sebanyak 70%, jenis tanah yang sesuai adalah jenis lembut/ gembur dan liat berpasir dengan pH tanah antara 4.0 hingga 6.0.


Cara Tanam Aquilaria.sp (Malacensis, Microcarpa, Beccariana dan sejenisnya)
Langkah-langkah sebagai berikut :

Teknik Inokulasi Gaharu

Teknik Inokulasi GAHARU Sistem Spiral Sederhana :

Inducer Bio Kimia/ Fusarium sp yang di inokulasi ke jaringan pohon itu sebenarnya kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu pohon gaharu itu melawan dengan memproduksi resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke jaringan pohon lain. Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut sudut pembuluh xylem dan floem – organ pohon yang mendistribusikan makanan berwarna kecokelatan, serta harum bila dibakar.
Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.
Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu. Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta didaerah setempat sebagai pelaku produksi inokulan.

PROSPEK INVESTASI GAHARU

Di bawah ini memperlihatkan secara garis besar kelayakan investasi atau usaha budidaya pohon gaharu sebagai berikut : (Investasi dihitung per 100 pohon atau luas 400 m2 dengan jarak tanam 2 x 2 m)
1. Biaya pembelian bibit : 100 x Rp. 15.000,- : Rp. 1.500.000,-
2. Biaya penanaman : 100 x Rp. 5.000,- : Rp. 500.000,-
3. Biaya perawatan (termasuk pemupukan) : 100 x Rp. 100.000,- : Rp. 10.000.000,-
4. Biaya proses inokulasi : 100 x Rp. 150.000,- : Rp. 15.000.000,-
5. Biaya proses pemanenan : 100 x Rp. 100.000,- : Rp. 10.000.000,-
6. Biaya angkutan, penjagaan, dll. 100 x Rp. 10.000,- : Rp. 1.000.000,-

Jumlah biaya pengeluaran : Rp. 38.000.000,-

6. Hasil penjualan gubal : 100 x 0,5 kg x Rp. 3.000.000,- : Rp. 150.000.000,-
7. Hasil penjualan kemedangan 100 x 5 kg x minimal Rp. 500.000,- : Rp. 250.000.000,-

Jumlah pendapatan : Rp. 350.000.000,-

TOTAL KEUNTUNGAN : Rp. 350.000.000 – Rp. 38.000.000 : Rp. 312.000.000,-

PROSES PEMANENAN GAHARU

Untuk mendapatkan produk gaharu harus melalui proses pemanenan (rekayasa produksi), yaitu dengan teknik induksi jamur atau pathogen ke dalam pohon gaharu. Teknik induksi atau inokulasi yang berkembang saat ini adalah teknik pengeboran dan penyuntikan. Gaharu akan terbentuk sebagai akibat dari proses fisiologis pohon yang bertahan hidup setelah diserang oleh jamur atau pathogen yang dimasukkan (induksi) ke dalam jaringan kayu melalui akar, batang dan cabang pohon. Pemanenan gaharu sebaiknya dilakukan minimal selama 3 tahun setelah proses induksi (inokulasi). Gaharu yang terbentuk dapat dibedakan dalam 3 kelas kualitas yaitu : gubal gaharu, kemedangan gaharu dan abu gaharu. Harga ketiga kelas kualitas tersebut berbeda-beda. Untuk kelas gubal gaharu, harga tertinggi di pasaran dapat mencapai Rp. 60 juta per kilogram. Sedangkan harga kemedangan gaharu berkira antara Rp. 3 juta – 20 juta per kilogram. Kayu gaharu dapat disuling menjadi minyak gaharu dengan harga berkisar antara Rp. 50 ribu – 150 ribu per cc.